Siapa sih yang tidak mengenal Bubble Wrap? Pembungkus gelembung yang sering anda temui saat menerima paket ini merupakan salah satu benda paling multifungsi dalam sejarah umat manusia. Selain berguna untuk melindungi barang-barang saat proses pengiriman, bubble wrap kerap dijadikan sebagai alat bermain yang cocok untuk semua kalangan. Hampir setiap orang yang menemui benda ini pasti merasa gemas ingin memencet dan memecahkan gelembungnya. Namun apakah kalian tahu cerita di balik penemuan benda fungsional ini? Sebelum mengetahui sejarah asal usul penemuan bubble wrap, yuk kita kenalan dulu dengan plastik pembungkus ini.
Bubble wrap adalah lembaran plastik lentur yang terdiri dari gelembung-gelembung udara kecil dengan diameter mulai dari 6,0 mm hingga 25,4 mm. Kata ‘bubble’ sendiri berasal dari kata ‘bubbeln’ dari bahasa Jerman yang berarti ‘sejumlah kecil cairan yang digelembungkan dengan gas atau udara’, sedangkan kata ‘wrap’ berasal dari kata dasar Proto-Indo-Eropa ‘werp’ yang berarti ‘untuk berbelok atau diisi angin’. Bungkus gelembung-gelembung pada kemasan plastik ini dibuat dari kantong udara yang terkunci di antara dua lapisan film polietilena. Polietilena ialah polimer yang terdiri dari rantai panjang monomer etilena dan merupakan termoplastik yang digunakan secara luas oleh konsumen produk sebagai kantong plastik.
Bulatan kantong kecil berisi udara yang terdapat pada bubble wrap dirancang untuk melindungi dan menjaga benda-benda yang rapuh secara efektif. Bubble wrap juga tersedia dalam berbagai ukuran, tergantung dengan ukuran benda yang dikemas serta disesuaikan dengan tingkat perlindungan bantalan yang diperlukan. Semakin rapuh atau sensitif benda yang akan dikemas maka semakin banyak pula lapisan yang diperlukan untuk memberikan perlindungan maksimal terhadap bantingan dan getaran. Sementara itu lapisan tunggal biasanya hanya digunakan sebagai lapisan pelindung permukaan. Selain ringan, bahan pengemas dan pelindung ini juga bersifat tahan air. Maka tak heran, bubble wrap menjadi pilihan terbaik untuk dijadikan kemasan pelindung sebuah produk.
Meski kini bubble wrap menjadi kemasan yang banyak digunakan sebagai pelindung, namun siapa yang menyangka bahwa pada awalnya benda ini diciptakan untuk dijadikan stiker dinding atau wallpaper 3D. Dikutip dari The Bubble Wrap Book, bubble wrap pertama kali ditemukan pada tahun 1957 oleh dua insinyur bernama Alfred Fielding dan Marc Chavannes di Hawthorne, California. Kedua pria tersebut awalnya bermaksud untuk membuat wallpaper bertekstur dengan menggunakan dua tirai kamar mandi yang disatukan. Mereka berusaha mengembangkan mesin untuk menghasilkan wallpaper plastik dengan bahan pembuat kertas. Namun, alih-alih membuat stiker dinding yang bertekstur, mesin tersebut malah mengeluarkan selembar plastik yang berisi gelembung-gelembung udara.
Kegagalan Fielding dan Chavannes dalam mencapai tujuan mereka, membuat kedua insinyur ini mencoba mencari kelebihan dari plastik gelembung tersebut. Ide baru pun muncul dari kesalahan produksi ini. Keduanya berpikir bahwa produk gagal yang mereka hasilkan dapat digunakan sebagai plastik pelindung barang. Mereka pun memutuskan untuk memasarkan ciptaan mereka sebagai bahan pengepakan atau pengemasan. Fielding dan Chavannes kemudian mendirikan perusahaan bernama Sealed Air Corporation pada tahun 1960, dan mulai memproduksi bubble wrap (awalnya diberi nama Air Cap) secara massal dan peralatan pengemasan barang yang lainnya. Melalui riset yang ekstensif, perusahaan pun mengembangkan teknologi untuk mencegah kebocoran udara dan meningkatkan kinerja bantalan khusus pengemasan.
Tidak lama setelah dipasarkan, orang-orang pun mulai mengetahui seberapa baik bubble wrap bekerja untuk melindungi barang-barang yang rapuh agar tidak pecah. International Business Machines atau IBM, merupakan klien pertama yang membeli bubble wrap dari perusahaan Sealed Air. Salah satu perusahaan komputer terbesar di dunia ini menggunakan bubble wrap sebagai bahan pelindung komputer IBM 1401 dan produk elektronik mereka lainnya selama proses pengiriman. Seiring berjalannya waktu, klien-klien baru pun mulai bermunculan. Hingga pada tahun 2012, Sealed Air Corporation telah tumbuh secara pesat hingga memperoleh penjualan tahunan sebesar $ 4 miliar dengan laba bersih sekitar $ 255 juta, diketahui pula bahwa sekitar 10% dari pendapatan perusahaan tersebut berasal dari penjualan bubble wrap.
Sampai saat ini bubble wrap pun dijadikan sebagai pembungkus di dalam kemasan atau pelindung barang yang mudah pecah. Meski awalnya merupakan produk yang gagal, namun pada akhirnya produk ini dapat menjadi sesuatu yang sangat berguna. Berbagai kelebihan yang dimiliki oleh bubble wrap menjadikan plastik pembungkus ini sebagai kemasan yang ideal dalam melindungi benda pecah belah dengan memberikan bantalan yang sangat baik, sehingga benda pun terlindungi dari gerakan yang tidak bisa diprediksi selama proses pengiriman.
Agar produk anda lebih terlindungi secara maksimal, gunakanlah kemasan berkualitas untuk menjamin keutuhan produk anda. FANFEIF sebagai penyedia kemasan yang sudah berpengalaman, selalu menggunakan bahan berkualitas dalam membuat kemasan terbaik untuk melindungi produk anda. Untuk solusi terpercaya dalam memenuhi kebutuhan anda dengan kemasan yang berkualitas:
PT. FANFEIF
ANAK NUSANTARA KARTON
Jl. Mawar RT/RW 003,006
Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustika Jaya
Bekasi, Indonesia
Telephone:
(021) 8262 6715
0821 1202 0122
Email: fanfeifkarton@yahoo.com
Tidak hanya menjadikan produk anda sebagai ikon, kami juga akan memberikan kesan terbaik bagi kemasan produk anda.
Sumber:
- Bobo.id: Awalnya Fungsi Bubble Wrap Bukan untuk Pembungkus, Ini Asal-Usulnya.
- SuryaMalang.com: Mengejutkan, Inilah Alasan Awal Diciptakannya Plastik Gelembung.
- Brilio.net: Sejarah dan Fakta Unik Penemuan Bubble Wrap.
- KliknClean: Pengertian Bubble Wrap Serta Sejarahnya.