Membedakan Kemasan Berdasarkan Frekuensi Pemakaian

Kemasan merupakan salah satu unsur penting dari suatu produk. Tidak hanya berfungsi untuk membungkus dan melindungi produk, kemasan juga digunakan untuk mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar. Bahkan, kemasan dapat menjadi penentu kualitas sebuah produk. Meski kualitas produk sudah baik, namun apabila kemasan yang dipakai memiliki kualitas yang buruk maka nilai produk tersebut pun ikut menurun. 

Selain memakai kemasan berkualitas, penggunaan kemasan juga harus disesuaikan dengan jenis produknya. Untuk memilih kemasan yang sesuai dengan kebutuhan, maka anda perlu mengetahui perbedaan jenis kemasan yang ada di pasaran. Terdapat beberapa faktor atau indikator yang dapat anda gunakan untuk membedakan jenis kemasan, salah satunya berdasarkan pada frekuensi pemakaian. Pengemasan produk berdasarkan frekuensi pemakaian dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

    1. Kemasan Disposable

      Salah satu jenis kemasan sesuai dengan frekuensi pemakaian yang paling banyak ditemukan saat ini ialah kemasan disposable. Jenis kemasan disposable adalah kemasan yang langsung dibuang setelah dipakai atau biasa disebut kemasan sekali pakai. Contoh dari jenis kemasan disposable diantaranya adalah bungkus permen, daun pisang, makanan kaleng, botol air mineral, dan lain-lain. Kemasan disposable umumnya terbuat dari plastik, kertas, bioresin, kayu, dan bambu.

      Kemasan sekali pakai sering digunakan oleh restauran cepat saji dan pedagang pinggir jalan dengan alasan kepraktisan. Biasanya kemasan sekali pakai juga digunakan sebagai wadah untuk makanan yang di bawa pulang atau “take away”. Meski dinilai praktis, namun kemasan disposable ini tidak semuanya aman untuk digunakan. Beberapa diantaranya justru berbahaya bagi kesehatan, bahkan dapat menimbulkan penyakit seperti kanker sebagai efek jangka panjang. Salah satu contohnya adalah kemasan styrofoam.

      Tidak hanya berdampak buruk terhadap kesehatan, kemasan disposable juga dinilai berdampak buruk pada lingkungan. Hal ini disebabkan konsumen harus langsung membuang kemasan disposable setelah isi produk habis atau selesai digunakan, sehingga sampah kemasan jenis ini sangat berlimpah. Belum lagi tingkat pemakaian jenis kemasan disposable yang semakin tinggi terutama di masa pandemi saat ini. Adanya inovasi berupa kemasan daur ulang diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah penumpukan sampah yang dapat merusak kesehatan lingkungan.

    2. Kemasan Semi Disposable

      Jenis kemasan lain yang dibedakan sesuai frekuensi pemakaian adalah kemasan semi disposable. Kemasan semi disposable merupakan kemasan yang tidak harus langsung dibuang atau dikembalikan oleh konsumen setelah selesai dipakai, namun dapat digunakan untuk kebutuhan lainnya oleh konsumen (reuse). Biasanya kemasan ini akan dipakai kembali bahkan secara terus menerus oleh konsumen untuk kepentingan lain di rumah bahkan dapat berubah fungsi.

      Contoh pemakaian ulang kemasan semi disposable yang paling sering dijumpai ialah bekas kaleng biskuit yang dipakai sebagai tempat menaruh kerupuk atau camilan lain di rumah. Selain itu ada juga botol kaca sirup yang telah habis kemudian diisi kembali dengan air putih untuk membuat air dingin, atau kemasan botol bekas selai yang dapat berubah fungsi menjadi wadah bumbu dapur. Tidak hanya lebih aman bagi kesehatan, kemasan semi disposable juga dinilai lebih ramah lingkungan. Sebab sampah kemasan jenis ini lebih sedikit karena cenderung dipakai kembali dan sering didaur ulang.
    3. Kemasan Multi Trip

      Berbeda dengan kemasan semi disposable, kemasan multi trip umumnya tidak dipakai kembali oleh konsumen melainkan dikembalikan lagi kepada agen. Meski sama-sama dapat digunakan berulang kali, namun jenis kemasan ini perlu diperhatikan tingkat kebersihannya. Setelah dikembalikan pada agen, kemasan multi trip kemudian akan dimanfaatkan ulang oleh pabrik atau produsen. Sedangkan penggunaan kemasan secara berulang akan mempengaruhi tingkat kontaminasi kemasan.

      Contoh dari kemasan multi trip salah satunya ialah botol minuman atau botol kecap yang biasanya dikembalikan konsumen ke pedagang untuk disetorkan ke produsennya. Kemasan standing pouch atau flat bottom dengan zipper bisa dibuka-tutup juga merupakan contoh lain dari kemasan yang bisa digunakan berulang kali atau multi trip.

Sebelum menentukan jenis kemasan yang akan dipakai untuk produkmu ada baiknya untuk mengetahui perbedaannya terlebih dahulu melalui beberapa indikator, salah satunya dengan melihat frekuensi pemakaian kemasan. Jika anda dapat membedakan jenis kemasan dengan benar maka anda kemudian dapat memilih jenis kemasan terbaik yang sesuai dengan produk anda berdasarkan fungsinya. Namun, jika saat ini anda masih bingung dalam menentukan jenis kemasan yang terbaik dan sesuai untuk produk anda, anda tidak perlu khawatir. Konsultasikan segera kebutuhan kemasan anda dengan FANFEIF sebagai penyedia packaging carton box yang sudah berpengalaman. Untuk solusi terpercaya dalam memenuhi kebutuhan anda dengan kemasan yang berkualitas:

PT. FANFEIF
ANAK NUSANTARA KARTON
Jl. Mawar RT/RW 003,006
Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustika Jaya
Bekasi, Indonesia
Telephone:
(021) 8262 6715
0821 1202 0122
Email: fanfeifkarton@yahoo.com

Tidak hanya menjadikan produkmu sebagai ikon, kami juga akan memberikan kesan terbaik bagi kemasan produk anda.

Sumber:

  1. Kompasiana: Klasifikasi Kemasan Produk dan Tujuan Pengemasan Produk.
  2. Linisehat.com: 4 Jenis Kemasan Produk Pangan yang perlu Kamu Tahu!
  3. Greenpeace.org: Alasan Mengapa Sekali Pakai Bukan Pilihan yang Berkelanjutan.
  4. Treehugger: Avoid These Types of Disposable Packaging for Health Reasons.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *