Lunch Box, Kotak Makan Yang Menjadi Simbol Pekerja Di Amerika

Mungkin istilah lunch box atau kotak makan sudah tidak asing lagi bagi kita. Mulai dari ibu-ibu yang menyiapkan bekal makanan untuk anak-anaknya ke sekolah, hingga para pekerja kantoran yang membawanya untuk santapan makan siangnya, semuanya menggunakan lunch box. Seiring perkembangan zaman bentuk kotak makan pun kian beragam. Bahkan kini terdapat lunch box yang memiliki colokan listrik agar bisa dihangatkan langsung. Bahan pembuat kotak makan ini pun semakin berkembang dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dari mulai plastik, stainless steel, hingga kertas. Meski seringkali dipakai namun apakah kalian tahu asal usul dari kotak makan atau lunch box?

Pemakaian lunch box sebagai kotak bekal makan telah dimulai sejak awal abad 19. Dinamakan lunch box sebab kotak makan ini awalnya ditujukan untuk makan siang para pekerja pabrik di Amerika yang tidak bisa pulang ke rumahnya. Dahulu bentuk lunch box tidak kotak seperti yang banyak dipakai saat ini, melainkan berbentuk seperti ember atau tabung yang terbuat dari logam dan biasanya dilengkapi dengan kunci. Oleh sebab itulah sebelum disebut sebagai lunch box, istilah bekal makan siang ini lebih dikenal dengan nama lunch pail. Sekilas bentuk dari lunch pail ini jika di Indonesia menyerupai rantang namun lebih tinggi

Pada awal abad 19, pabrik-pabrik di Amerika tidak menyediakan catering untuk para pekerjanya dan belum banyak orang yang berjualan makanan di sekitar pabrik. Hal ini membuat para pekerja di sana selalu membawa bekal makan setiap hari yang disantap ketika waktu istirahat. Isi dari lunchbox yang mereka bawa biasanya berupa makanan seperti telur rebus, sayuran, daging, dan kue. Tidak hanya makanan, para pekerja juga membawa kopi atau minuman lainnya dalam lunch box dan memanfaatkan kotak tersebut sebagai wadah tembakau.

Bentuk dan model dari kotak makan yang dibawa para pekerja pun bergantung pada kemampuan finansialnya. Dari sebuah lunch box, dapat dilihat apakah pekerja tersebut berasal dari golongan kaya, menengah ataupun kurang mampu. Para pekerja yang berasal dari golongan kaya biasanya menggunakan kotak kayu yang mewah sebagai lunch box mereka. Sedangkan bagi para pekerja yang kurang mampu umumnya membawa kotak atau kaleng biskuit bekas yang didaur ulang. Lunch box pun pada saat itu menjadi simbol status sosial di kalangan pekerja.

Seiring meningkatnya pemakaian lunch box, modelnya pun terus mengalami perkembangan. Sekitar tahun 1850 mulai beredar produk kotak makan yang terbuat dari logam seperti timah dan alumunium dengan berbagai macam bentuk. Bahkan, lunch box tidak hanya dipakai oleh para pekerja saja namun juga digunakan oleh anak-anak untuk membawa bekal makan siang ke sekolah. Pada tahun 1880 an, lunch box kian populer berkat anak-anak sekolah yang menghias kotak makan mereka yang berasal dari kaleng biskuit atau tembakau bekas. Anak-anak pun berlomba-lomba untuk membuat kotak makan mereka menjadi berwarna-warni dan menambahkan berbagai macam hiasan agar tampak lebih indah.

Kepopuleran lunch box pun membuat sebuah perusahaan di Amerika memproduksi kotak makan anak-anak untuk pertama kalinya pada tahun 1902. Selang dua tahun kemudian muncul produk lunch box yang berbentuk termos vakum. Dengan teknologi termos ini, kotak makan tersebut dapat menjaga makanan dan minuman di dalamnya tetap panas atau dingin. Namun harganya yang tergolong mahal menjadikan produk lunch box termos ini hanya dimiliki oleh orang-orang kaya yang menginginkan makan siang mereka tetap hangat saat disantap.

Logam lithographed menjadi bahan lunch box yang umumnya digunakan pada saat itu. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman, kotak makan mulai diproduksi dari berbagai bahan terutama plastik atau vinyl. Plastik mulai digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kotak makan sejak tahun 1960 an. Kotak makan plastik ini pun hadir dengan berbagai warna dan karakter sehingga sangat populer di kalangan anak-anak. Hingga kini, kotak makan dari bahan plastik menjadi yang paling banyak digemari dan dijual di pasaran berkat harganya yang lebih murah dan bobotnya yang lebih ringan.

Sebelum lunch box hadir dalam berbagai bentuk, orang zaman dahulu membawa bekal dengan menggunakan ember kecil yang terbuat dari logam silinder. Tempat makan berbentuk ember logam ini awalnya dianggap sebagai simbol status sosial dari masyarakat ekonomi rendah. Namun, kini lunch box menjadi sebuah benda yang tidak luput dari kehidupan kita sehari-hari, tidak memandang status ekonomi maupun sosial, bahkan digunakan oleh segala usia dari mulai anak-anak hingga orang dewasa.

Tidak hanya lebih aman dan hemat, dengan membawa kotak makan sendiri anda pun ikut serta dalam menyelamatkan lingkungan dan mengurangi penebangan pohon. Anda juga dapat membantu menjaga lingkungan dengan menggunakan produk-produk yang dapat didaur ulang, salah satunya ialah carton box. Carton box atau kardus merupakan produk ramah lingkungan karena terbuat dari pulp kertas sehingga lebih cepat mengurai dan dapat didaur ulang. Yuk selamatkan bumi dengan mulai menggunakan produk-produk ramah lingkungan dari sekarang!Butuh kemasan ramah lingkungan untuk produkmu namun masih bingung dengan spesifikasi yang cocok? Jangan khawatir! Konsultasikan segera kebutuhan anda dengan FANFEIF sebagai penyedia kemasan yang sudah berpengalaman. Untuk solusi terpercaya dalam memenuhi kebutuhan anda dengan kemasan yang berkualitas:

PT. FANFEIF
ANAK NUSANTARA KARTON
Jl. Mawar RT/RW 003,006
Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustika Jaya
Bekasi, Indonesia
Telephone:
(021) 8262 6715
0821 1202 0122
Email: fanfeifkarton@yahoo.com

Tidak hanya menjadikan produkmu sebagai ikon, kami juga akan memberikan kesan terbaik bagi kemasan produk anda.

Sumber:
1. Lunchbox.com: A Brief History of the Lunch Box.
2. Smithsonian Magazine: The History of the Lunch Box.
3. Solopos: Tahukah Anda? Begini Asal-Usul Kotak Makan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *