Kemajuan teknologi mempermudah segala aspek dalam kehidupan, tak terkecuali dalam memenuhi kebutuhan pangan kita. Dahulu untuk menyiapkan sebuah masakan saja dibutuhkan tenaga yang cukup besar dengan waktu yang cukup lama. Belum lagi makanan menjadi mudah basi karena minimnya teknologi pengawetan dan pengemasan. Namun, kini hanya butuh waktu 5 menit saja untuk membuat seporsi makanan enak dan cukup mengenyangkan. Maka tak heran, makanan cepat saji pun begitu digemari terutama bagi para kaum ‘anti ribet’ yang menginginkan segala hal serba praktis dan instan.
Makanan kaleng merupakan salah satu bukti dari kemajuan teknologi dalam dunia pengawetan dan pengemasan makanan. Makanan instan yang kini banyak beredar di pasaran ini terdiri dari berbagai macam isi, mulai dari daging, sayur, hingga buah-buahan. Tidak hanya praktis, beberapa makanan kaleng bahkan bisa langsung dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu. Oleh sebab itulah, makanan kaleng seringkali dibawa saat berpergian atau dijadikan cadangan makanan di rumah jika malas memasak. Selain itu anda juga tidak perlu khawatir makanan menjadi cepat basi, sebab makanan kaleng telah melewati proses pengawetan terlebih dahulu.
Sebelum ditemukannya teknologi pengalengan atau makanan kaleng, manusia sejak zaman prasejarah telah mencoba berbagai cara untuk membuat makanan agar lebih awet. Pengawetan makanan sendiri telah dilakukan sejak tahun 12.000 SM, dimana saat itu orang-orang Amerika mencoba mengawetkan makanan dengan proses mengeringkan, memanggang, mengasinkan, atau mengasamkan makanan. Namun, cara-cara tersebut belum mampu mempertahankan makanan agar tetap segar untuk waktu yang lama. Selain itu, makanan yang sering diawetkan juga telah kehilangan rasa aslinya bahkan cenderung memiliki rasa yang berubah menjadi aneh. Proses fermentasi hingga pengasapan pun telah coba dilakukan namun tetap tak membuahkan hasil yang baik.
Teknologi pengalengan ditemukan untuk pertama kalinya oleh seorang koki asal Perancis bernama Nicolas Francois Appert yang juga disebut sebagai “Father of Canning”. Penemuan ini diawali dengan sayembara yang diadakan oleh salah satu pemimpin Perancis yakni Napoleon Bonaparte pada tahun 1975. Saat itu Napoleon menawarkan hadiah 12.000 franc bagi siapapun yang berhasil menemukan cara terbaik dalam mengawetkan makanan untuk para tentara militer. Sayembara ini diadakan oleh Napoleon setelah munculnya masalah yang diakibatkan oleh buruknya asupan nutrisi para tentara militer akibat dari pengawetan makanan yang buruk. Padahal kala itu diperlukan sumber pangan yang stabil dan terjamin untuk para prajurit dan pelaut yang sedang pergi jauh ke medan perang.
Untuk memenangkan sayembara tersebut, Nicolas Appert yang bekerja sebagai juru masak kaum bangsawan Perancis pun melakukan berbagai eksperimen. Pada awalnya, Appert bereksperimen dengan mengemas makanan ke dalam botol kaca kemudian menutup botol dengan gabus, kawat, dan lilin penyegel, lalu merebus botol tersebut selama 12 jam. Ide proses pengawetan makanan dengan panas inilah yang kini dikenal sebagai “appertisasi”. Namun sayangnya eksperimen pertama Appert ini belum membuahkan hasil terbaik, dirinya pun kemudian beranjak dari penggunaan botol sampanye ke wadah kaca berleher lebar. Pada tahun 1803, makanan hasil eksperimen pengawetannya yang terdiri dari sayuran, buah-buahan, daging, susu, dan ikan kemudian dikirim ke angkatan laut Perancis untuk diuji coba.
Setelah satu tahun berlalu, tepatnya di tahun 1804, Appert mulai bereksperimen dengan mengawetkan daging pada sebuah kaleng yang ditutup rapat. Makanan tersebut diamati selama berbulan-bulan untuk mendeteksi apakah ada tanda-tanda penggelembungan pada kaleng. Jika tidak bergelembung, kaleng-kaleng berisi makanan tersebut dianggap aman untuk dijual dan disimpan lebih lama lagi. Eksperimen yang dilakukan pabrik milik Appert ini pun akhirnya membuahkan hasil. Pada tahun 1806, seorang gastronomis legendaris bernama Grimod de la Reynière memuji usaha Appert melalui sebuah tulisan. Reynière menyebutkan kalau produk makanan kaleng yang berisi kacang polong buatan Appert masih segar dengan warna hijau, bertekstur lembut, dan lebih harum dari yang dimakan biasanya.
Akhirnya pada tahun 1810, Nicolas Francois Appert secara resmi mempublikasikan metode pengalengan untuk pengawetan makanan ciptaannya. Ia juga menerbitkan hasil penelitiannya melalui sebuah buku berjudul “The Art of Preserving, for Several Years, all Animal and Vegetable Substance”. Appert pun akhirnya berhasil memenangkan sayembara yang diadakan Napoleon Bonaparte setelah 15 tahun dirinya terus melakukan eksperimen untuk menemukan metode pengawetan makanan. Meski pabrik miliknya terus merugi akibat kekacauan yang terjadi di Perancis pasca tumbangnya Napoleon, namun ia tetap berinovasi dan terus berusaha mengembangkan metode ciptaannya tersebut.
Metode pengawetan ciptaan Appert pun terus dikembangkan dan digunakan untuk membuat makanan-makanan kaleng mulai dari sarden, buah-buahan, dan daging. Hingga saat ini, tercatat lebih dari 200 miliar makanan kaleng diproduksi setiap tahunnya. Makanan kaleng memiliki peranan yang sangat besar terutama di abad ke-19 karena menjadi sumber pangan bagi para prajurit di medan perang dan bekal bagi para penjelajah. Pada awalnya kaleng makanan dibuat dari baja berlapis timah dengan tutup yang cukup berat, sehingga para tentara militer harus membukanya dengan menusuk kaleng tersebut menggunakan pisau mereka. Namun kini dengan adanya perkembangan teknologi, makanan kaleng memiliki pembuka khusus bahkan sudah disediakan oleh produsen pada kemasan produknya.
Wah menarik sekali ya fakta sejarah dibalik penemuan makanan kaleng ini. Berkat usaha keras selama bertahun-tahun dari Nicolas Appert, kini kita pun dapat menikmati hasil ciptaannya melalui makanan-makanan kaleng yang sangat populer hingga saat ini. Ingin berinovasi dengan menciptakan kemasan untuk produkmu sendiri? Tidak perlu khawatir! konsultasikan segera kebutuhan anda dengan FANFEIF sebagai penyedia kemasan yang sudah berpengalaman. Untuk solusi terpercaya dalam memenuhi kebutuhan anda dengan kemasan yang berkualitas:
PT. FANFEIF
ANAK NUSANTARA KARTON
Jl. Mawar RT/RW 003,006
Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustika Jaya
Bekasi, Indonesia
Telephone:
(021) 8262 6715
0821 1202 0122
Email: fanfeifkarton@yahoo.com
Tidak hanya menjadikan produkmu sebagai ikon, kami juga akan memberikan kesan terbaik bagi kemasan produk anda.
Sumber:
1. Qraved: Sejarah Makanan Kaleng: Dari Zaman Perang Hingga Sekarang.
2. National Geographic Indonesia: Sejarah Makanan Kaleng.
3. Trans7: Tau Gak Sih: Sejarah Makanan Kaleng.
4. Liputan6: Dari ‘Zona Merah’ Sejarah Makanan Kaleng Bermula.