Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan isu lingkungan hidup, banyak kampanye atau promosi produk yang mengklaim ramah lingkungan dilakukan oleh para produsen. Mulai dari penggunaan bahan alami dari sumber yang dapat diperbarui, kemasan mudah terurai, hingga residu yang tak akan mencemari lingkungan.
Namun sayangnya, praktek ‘greenwashing” alias pencitraan palsu demi mendatangkan kesan ramah lingkungan masih banyak dilakukan oleh perusahaan kecil hingga besar sebagai strategi pemasaran. Bahkan, praktek tersebut kini semakin meluas tak sekedar hanya sebagai aksi produsen untuk menarik konsumen agar membeli produk dari brand tertentu namun juga melebar menjadi semacam perang dagang antar merek. Lalu apa sih sebenarnya greenwashing itu?
Greenwashing adalah istilah dalam strategi komunikasi atau pemasaran untuk memberikan citra yang ramah lingkungan, baik dari segi produk, nilai, maupun tujuan perusahaan tanpa benar-benar melakukan kegiatan yang berdampak bagi kelestarian lingkungan. Hal tersebut pun terjadi dalam isu mikroplastik, dimana kemasan plastik saat ini memang banyak digunakan sebagai bungkus pangan dan minuman.
Gaya hidup serba praktis sekarang ini memang membuat maraknya penggunaan kemasan plastik menjadi tidak terelakkan. Inilah yang kemudian mendorong kelompok peduli lingkungan berkampanye tentang bahaya yang ditimbulkan dari kandungan mikroplastik, salah satunya dalam kemasan galon sekali pakai atau guna ulang yang kini banyak digunakan di kalangan masyarakat.
Berdasarkan sebuah penelitian pada kemasan galon sekali pakai berbahan PET yang dilakukan oleh Laboratorium UI menunjukkan, terdapat kandungan mikroplastik pada air kemasan di dalamnya baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Meskipun temuan mikroplastik dalam sampel tersebut tidak melebihi batas aman yang ditetapkan oleh WHO, namun bila dikonsumsi dalam jangka panjang dapat beresiko tinggi bagi kesehatan manusia.
Maka tak heran, saat ini banyak konsumen memilih untuk membeli produk yang betul-betul ramah lingkungan. Sebagian besar produk yang mengklaim ramah lingkungan pun kerap mencantumkan label atau tanda bahwa produk mereka dapat didaur ulang. Namun nyatanya tidak demikian.
Seorang aktivis iklim Greta Thunberg menyebutkan sejumlah perusahaan terkemuka di industri mode dan pangan telah menerapkan strategi greenwashing untuk mengambil simpati konsumen. Perusahaan-perusahaan tersebut seolah-olah bertanggungjawab, menggambarkan diri sebagai perusahaan berkelanjutan, etis, ‘hijau’, peduli iklim, dan berkeadilan, namun pada kenyataannya hampir tidak pernah sungguh-sungguh ramah lingkungan, melainkan murni greenwashing.
Oleh sebab itulah, konsumen dituntut harus kritis dan pandai mendeteksi apakah promosi produk ramah lingkungan tersebut termasuk pada greenwashing atau memang benar produk ramah lingkungan. Jangan mempercayai begitu saja logo atau emblem “ramah lingkungan” yang terdapat dalam kemasan produk tersebut. Disarankan untuk melakukan riset terlebih dahulu, salah satunya dengan mengecek melalui situs resmi atau Google.
Praktek greenwashing kini memang telah meluas tidak hanya sekedar sebagai penarik simpati konsumen, namun juga menjadi sebuah instrumen untuk saling menjatuhkan citra produk pesaing di mata konsumen. Oleh karena itu, sudah saatnya konsumen semakin cerdas dan teliti dalam menganalisis dan mengolah informasi terkait kemasan dari produk yang dikonsumsinya. Mari gunakanlah selalu kemasan ramah lingkungan untuk kemasan produkmu!
Tertarik untuk membuat kemasan produk makanan dan minuman yang benar-benar ramah lingkungan? Konsultasikan segera kebutuhan kemasan anda dengan FANFEIF sebagai penyedia packaging carton box yang sudah terpercaya. Untuk solusi terbaik dalam memenuhi kebutuhan anda dengan kemasan ramah lingkungan yang berkualitas:
PT. FANFEIF
ANAK NUSANTARA KARTON
Jl. Mawar RT/RW 003,006
Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustika Jaya
Bekasi, Indonesia
Telephone:
(021) 8262 6715
0821 1202 0122
Email: fanfeifkarton@yahoo.com
Tidak hanya menjadikan produk anda sebagai ikon, kami juga akan memberikan kesan terbaik bagi kemasan produk anda.
Sumber:
- Tempo.co: Konsumen Harus Waspada Kampanye Greenwashing, Apa Itu?
- Antaranews: “Greenwashing” kelewat batas dalam isu mikroplastik kemasan pangan.