Menggunungnya sampah di suatu tempat, membawa predikat yang kurang baik bagi daerah atau negara yang tidak mampu mengelola sampah tersebut. Gunung sampah, gudang sampah, sumber sampah atau sebutan lain sering disematkan pada Indonesia maupun daerah yang memiliki lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Sampah masih menjadi isu yang besar bagi bangsa Indonesia, permasalahan utamanya tentu pengelolaan yang belum efektif dan efisien. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2020, Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton. Di antara banyaknya sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, salah satu macam limbah sampah yang diketahui selalu meningkat jumlahnya adalah sampah kemasan. Greenpeace juga melaporkan pada tahun 2019 sebanyak 855 miliar sampah kemasan terjual di pasar global. Sebanyak 50 persen Asia Tenggara sebagai pangsa pasarnya. diprediksi angka tersebut akan meningkat hingga 1,3 juta triliun kemasan pada 2027.
Sebagai warga negara yang baik, kita perlu berinisiatif membantu permasalahan sampah ini. Dengan peran yang tentunya disesuaikan kapasitas masing-masing individu. Selain itu juga diperlukan kerja sama dari berbagai pihak untuk mengelola sampah kemasan secara berkelanjutan. Terutama pemerintah yang perlu memimpin kebijakan pengelolaan sampah dengan menggandeng seluruh pemangku kepentingan, seperti komunitas, produsen, konsumen, dinas daerah diharapkan untuk bekerjasama mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan isu ini.
Beberapa produsen kemasan makanan dan minuman akhir-akhir ini telah melakukan terobosan baru dalam upaya mengurangi sampah plastik dengan menyediakan kemasan karton yang bisa diperbarui atau didaur ulang. Salah satunya dengan bahan yang memiliki platform standar sertifikasi sukarela seperti Forest Stewardship Council (FSC), Bonsucro dan Aluminium Stewardship Initiative (ASI), yang mana ramah lingkungan dan ikut membantu menjaga kelestarian hayati. Para produsen kemasan juga turut berkolaborasi dengan setiap elemen pelaku di seluruh rantai pasokan pengelolaan sampah, mulai dari jaringan pengumpulan sampah, pemulung, hingga bank sampah.
Usaha ini bisa dimulai dari individu terkecil yaitu kita sebagai konsumen dengan membantu mengurangi sampah rumah tangga dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memilah karton kemasan minum sejak dari sumber, yaitu dari rumah. Perlu diketahui bahwa kemasan-kemasan pasca konsumsi ini masih punya nilai ekonomi yang dapat bermanfaat untuk beberapa industri pengumpul dan pendaur. Hasilnya dapat dijadikan berbagai macam produk yang berguna bermanfaat.
Pembahasan selanjutnya adalah bagaimana proses yang baik atau ideal bagi pengolahan/ proses daur ulang yang efektif dan solutif. Antara lain dengan proses daur ulang kemasan karton yang proses awalnya melakukan pemisahan lapisan kertas dari lapisan polimer atau aluminiumnya. Hasilnya kemudian dilebur dengan menggunakan mesin Hydro Pulper. Setelah melebur dan menjadi bubur kertas, disaring dan dilakukan proses lanjutan untuk pembuatan kertas daur ulang. Bisa kita ambil contoh dari serat kertas yang mampu diolah menjadi tas belanja, buku catatan maupun karet insole sepatu. Atau contoh dari bahan PolyAl yang telah disaring, diolah menjadi produk bermanfaat seperti atap gelombang atau papan partisi.
Hal ini diharapkan dapat membantu pengelolaan sampah sehingga tidak menjadi masalah baru. Semua dimulai dari karton kemasan yang baik yang ramah lingkungan. Butuh kemasan ramah lingkungan untuk produk Anda namun masih bingung dengan spesifikasi yang cocok? Jangan khawatir! Konsultasikan segera kebutuhan anda dengan FANFEIF sebagai penyedia kemasan yang sudah berpengalaman. Untuk solusi terpercaya dalam memenuhi kebutuhan Anda dengan kemasan yang berkualitas:
:
PT FANFEIF ANAK NUSANTARA KARTON
Jl. Mawar RT/RW 003,006
Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustika Jaya
Bekasi, Indonesia
Telephone:
(021) 8262 6715
0821 1202 0122Email: fanfeifkarton@yahoo.com